MAKALAH
KOMUNIKASI PELAYANAN
KESEHATAN DAN ORGANISASI PROFESI
Dosen Pembimbing :
Supriliyah Praningsih S.Kp. Ns
1-B
S1-Keperawatan
Kelompok 1 :
1. Ainur
Rhosyidah (120701054)
2. Astutik (120701059)
3. Dian
Prastiti Hermawan (120701064)
4. Fienna
Alisya Putri (120701068)
5. Iman
Fatoni (120701074)
6. Mahfida
Nuryati (120701079)
7. Nita
Wahyu. S (120701084)
8. Radiktya
Galih. P (120701089)
9. Sam
Ayu Widya Astutik (120701094)
10. Sumarni (120701099)
11. Herlina
Yuliani (120701104)
Kata
Pengantar
Puji syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa karena ridlo-Nya maka tugas ini dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Terima kasih yang seikhlas-ikhlasnya kepada dosen yang
mengajar IKD 113 , serta teman-teman
kelas 1-B dan kepada semua pihak yang turut serta membantu, baik yang terlibat
secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam makalah ini
dipaparkan mengenai makalah yang membahas tentang Pelayanan Kesehatan dan
Organisasi Profesi.
Semoga dengan adanya makalah ini, maka dapat dijadikan
pijakan untuk berdiskusi dan berwacana,setidaknya dapat digunakan sebagai
sumbangsi pada pemikiran dan pengetahuan kita.
Jombang, 8 November 2012
Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi
merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu
untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Nursalam (2007) menyatakan,
komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan
suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan
menerima maksud dan tujuan pemberi pesan Menurut Potter dan Perry (1993),
komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan
publik. Makalah ini difokuskan pada komunikasi interpersonal yang terapeutik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara
sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan.
Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai
ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal.
1.2 Prinsip-prinsip Komunikasi
Adapun prinsip-prinsip komunikasi
terapeutik menurut Carl Rogers yaitu :
• Perawat harus mengenal dirinya
sendiri
•
Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, percaya, dan menghargai
• Perawat harus memahami, menghayati
nilai yang dianut oleh pasien
•
Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien, baik fisik maupun mental
• Perawat harus dapat menciptakan
suasana yang nyaman dan aman bagi pasien
• Kejujuran dan terbuka
• Mampu sebagai role model
• Altruisme
• Bertanggung jawab
1.3
Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
a.Situasi/suasana
Situasi/suasana
yang hiruk pikuk atau penuh kebisangan akan mempengaruhi baik/tidaknya pesan
diterima oleh komunikan, suara bising yang diterima komunikan saat proses
komunikasi berlangsung membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima.
Oleh karena itu, sebelum proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus
diciptakan sedemikian rupa supaya tenang dan nyaman. Komunikasi yang
berlangsung dan dilakukan pada waktu yang kurang tepat mungkin diterima dengan
kurang tepat pula. Misalnya, apabila perawat memberikan penjelasan kepada orang
tua tentang cara menjaga kesterilan luka pada saat orang tua sedang sedih,
tentu saja pesan tersebut kurang diterima dengan baik oleh orang tua karena
perhatian orang tua tidak berfokus pada pesan yang disampaikan perawat,
melainkan pada perasaan sedihnya.
b.Kejelasan pesan
Kejelasan
pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan komunikasi. Pesan yang kurang jelas
dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan sehingga antara komunikan dan
komunikator dapat berbeda persepsi tentang pesan yang disampaikan. Hal ini akan
sangat mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan. Oleh karena
itu, komunikator harus memahami pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan,
dapat dimengerti komunikan dan menggunakan artikulasi dan kalimat yang jelas.
1.4 Pentingnya Komunikasi dalam Pelayanan
Kesehatan
Manusia
sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain dalam menjalankan
dan mengembangkan kehidupannya. Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila
setiap individu melakukan komunikasi diantara sesamanya. Kepuasan dan
kenyamanan serta rasa aman yang dicapai oleh individu dalam berhubungan sosial
dengan orang lain merupakan hasil dari suatu komunikasi. Komunikasi dalam hal
ini menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan integritas diri setiap manusia
sebagai bagian dari sistem sosial.
Komunikasi
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak yang sangat penting
dalam kehidupan, baik secara individual maupun kelompok. Komunikasi yang
terputus akan memberikan dampak pada buruknya hubungan antar individu atau
kelompok. Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu
sistem dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsur
komunikasi.
Komunikasi
di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan
kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam hal
ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an konsumen eksternal.
Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja
Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk
meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya.
Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an
konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu
yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara horisontal ataupun hubungan
secara vertikal. Hubungan yang terjalin antar tim multidisplin termasuk
keperawatan, unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi sebagai provider
merupakan gambaran dari sisi konsumen internal. Sedangkan konsumen eksternal
lebih mengarah pada sisi menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara
individual, kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah
sakit.Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi
penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi antar individu yang terlibat
dalam sistem tersebut.
Ellis
(2000) menyatakan jika hubungan terputus
atau menjadi sumber stres, pada umumnya yang ditunjuk sebagai penyebabnya
adalah komunikasi yang buruk.Keperawatan yang menjadi unsur terpenting dalam
memberikan pelayanan dalam hal ini perawat berperan sebagai provider. Fokus
perhatian terhadap buruknya komunikasi juga terjadi pada tim keperawatan.
Hal ini terjadi karena beberapa
sebab diantaranya adalah:
(1)
Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik saat melakukan
intraksi dengan klien.
(2)
Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan komunikasi dua arah
secara terapeutik.
(3)
Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yang berdampak
terhadap lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri.
Berdasarkan
penjelasan diatas, maka perlu diupayakan suatu hubungan interpersonal yang
mencerminkan penerapan komunikasi yang lebih terapeutik. Hal ini dimaksudkan
untuk meminimalkan permasalahan yang dapat terjadi pada komunikasi yang dijalin
oleh tim keperawatan dengan kliennya. Modifikasi yang perlu dilakukan oleh tim
keperawatan adalah melakukan pendekatan dengan berlandaskan pada model
konseptual sebagai dasar ilmiah dalam melakukan tindakan keperawatan. Sebagai
contoh adalah melakukan komunikasi dengan menggunakan pendekatan model
konseptual proses interpersonal yang dikembangkan oleh Hildegard E.Peplau.
1.5
Beberapa Pengertian tentang Profesi
1. Winsley (1964)
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk
pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru,
memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik
dengan fokus utama pada pelayanan.
2. Schein E. H (1962)
Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set
norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
3. Hughes,E.C ( 1963 )
Profesi merupakan suatu keahlian
dalam mengetahui segala sesuatu dengan lebih baik dibandingkan orang lain
(pasien).
Ciri-ciri profesi menurut Winsley,(1964 ):
1. Didukung oleh badan ilmu ( body of knowledge ) yang sesuai dengan
bidangnya, jelas wilayah kerja keilmuannya dan aplikasinya.
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus
menerus dan bertahap
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara
legal melalui perundang-undangan
4. Peraturan dan ketentuan yag mengatur hidup dan kehidupan profesi
(standar pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan dan kode etik) serta
pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri
oleh warga profesi
1.6 Fungsi-fungsi Komunikasi dalam Pelayanan
Kesehatan
FUNGSI KEPERAWATAN
Keperawatan
yang semula belum jelas ruang lingkupnya dan batasannya ,secara bertahap mulai
berkembang.Keperawatan diartikan oleh pakar keperawatan dengan berbagai cara
dalam berbagai bentuk rumusan,seperti oleh Florence
Nightingale,Goodrich,Imogene King,Virginia Henderson,dsb.
PERAWAT
Sesuai PERMENKES RI NO.1239 Tahun 2001
tentang Registrasi dan Praktik Perawat, dijelaskan PERAWAT adalah: Seseorang
yang telah lulus pendidikan keperawatan,baik di dalam maupun di luar negeri
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
PERAN PERAWAT
Peran : Seperangkat tingkah laku yang diharapkan
oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem.
Doheny ( 1982 )mengidentifikasi beberapa elemen peran
Perawat Profesional, meliputi :Care Giver, Client Advocate, Counsellor, Educator,
Collaborator, Coordinator, Change Agent, dan Consultant
FUNGSI PERAWAT
Fungsi
: suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya.
Kozier ( 1991 ) mengemukakan 3 ( tiga ) fungsi perawat : Fungsi Keperawatan mandiri (
independen ), Fungsi Keperawatan Ketergantungan ( dependen ), dan Fungsi
Keperawatan kolaboratif ( interdependen ).
KEPERAWATAN
LOKAKARYA
NASIONAL tentang KEPERAWATAN bulan JANUARI 1983 di JAKARTA merupakan awal
diterimanya KEPERAWATAN SEBAGAI SUATU PROFESI.
KEPERAWATAN
Adalah : suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif,ditujukan pada individu,
keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.
Dari
pengertian tersebut diatas ada 4 ( empat ) elemen utama ( mayor elements )
yang menjadi perhatian( concern),Yaitu : 1. Keperawatan adalah ilmu dan
kiat -sains terapan ( applied science ) ,2. Keperawatan adalah profesi yang
berorientasi pada pelayanan _ helping health illness problem, 3. Keperawatan
mempunyai empat tingkat klien : individu,keluarga,kelompok, dan komunitas dan
,4. Pelayanan Keperawatan mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan-3th
level preventions dengan metodologi proskep .
APA ITU PROFESI…????.
Beberapa pengertian profesi
1. Winsley (1964)
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu
sebagai dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak
tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta
memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan.
2. Schein E. H (1962)
Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang
membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang
khusus di masyarakat.
3. Hughes,E.C ( 1963 )
Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala
sesuatu dengan lebih baik dibandingkan orang lain (pasien).
Ciri-ciri profesi menurut Winsley,(1964
):
1. Didukung
oleh badan ilmu ( body of knowledge ) yang sesuai dengan bidangnya, jelas
wilayah kerja keilmuannya dan aplikasinya.
2.Profesi
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus menerus dan
bertahap
3.Pekerjaan
profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui
perundang-undangan
4.Peraturan dan
ketentuan yag mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar pendidikan dan
pelatihan, standar pelayanan dan kode etik) serta pengawasan terhadap
pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi
Dikatakan juga oleh Shortridge,L.M (
1985 ),Ciri-ciri profesi esensial suatu profesi adalah sbb:
1.Berorientasi
pada pelayanan masyarakat
2.Pelayanan
keperawatan yang diberikan didasarkan pada ilmu pengetahuan
3.Adanya
otonomi
4.Memiliki kode
etik
5. Adanya
organisasi profesi.
Mari kita lihat
apakah Keperawatan termasuk PROFESI..???
1. MEMPUNYAI BODY OF KNOWLEDGE
Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu
keperawatan ( nursing science ) yang mencakup ilmu – ilmu dasar ( alam,
sosial, perilaku ),ilmu biomedik,ilmu kesehatan masyarakat,ilmu keperawatan
dasar,ilmu keperawatan klinis dan ilmu keperawatan komunitas.
2. PENDIDIKAN
BERBASIS KEAHLIAN PADA JENJANG PENDIDIKAN TINGGI.
Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah dikembangkan
dengan mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda mulai D III Keperawatan
sampai dengan S3 akan dikembangkan.
3. MEMBERIKAN
PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT MELALUI PRAKTIK DALAM BIDANG PROFESI.
Keperawatan dikembangkan
sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional. Oleh karena itu sistem
pemberian askep dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap tatanan pelayanan
kesehatan.
Pelayanan/
askep yang dikembangkan bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan pada
kebutuhan klien,berpedoman pada standar asuhan keperawatan dan etika
keperawatan.
4. MEMILIKI
PERHIMPUNAN/ORGANISASI PROFESI.
Keperawatan harus memiliki organisasi profesi,organisasi
profesi ini sangat menentukan keberhasilan dalam upaya pengembangan citra
keperawatan sebagai profesi serta mampu berperan aktif dalam upaya membangun
keperawatan profesional dan berada di garda depan dalam inovasi keperawatan di
Indonesia.
5. PEMBERLAKUAN KODE ETIK
KEPERAWATAN.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ,perawat profesional
selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode
etik keperawatan.
6. OTONOMI
Keperawatan memiliki kemandirian,wewenang, dan tanggung
jawab untuk mengatur kehidupan profesi,mencakup otonomi dalam memberikan askep
dan menetapkan standar asuhan keperawatan melalui proses
keperawatan,penyelenggaraan pendidikan,riset keperawatan dan praktik
keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan( KepMenKes No.1239 Tahun 2001
)
7. MOTIVASI BERSIFAT ALTRUISTIK
Masyarakat profesional keperawatan Indonesia bertanggung
jawab membina dan mendudukkan peran dan fungsi keperawatan sebagai pelayanan
profesional dalam pembangunan kesehatan serta tetap berpegang pada sifat dan
hakikat keperawatan sebagai profesi serta selalu berorientasi kepada
kepentingan masyarakat.
No comments:
Post a Comment